Pages

Sabtu, 18 September 2010

Mengapa Cinta Membuat Kita “Gila” ?



cinta
cinta
Tak ada yang bisa menyangkal, euforia cinta terkadang bisa membuat Anda “gila”! Pernah teringat saat Anda pertama kali pacaran dan mengirimkan makan siang hampir setiap hari ke kantor si dia? Atau, Anda mendadak jadi rajin bekerja setengah mati saat sedang naksir rekan kerja satu divisi? Masih ada yang lebih gila lagi. Anda tersenyum-senyum sendiri di depan komputer sambil memandangi koleksi foto si dia di desktop!
Perasaan selalu gembira saat jatuh cinta bisa jadi hal yang positif. Tapi, tak jarang hal ini juga bisa membuat Anda jatuh ke jurang nista. Tak ingin hal tersebut jatuh menimpa Anda? Berikut cara untuk merasakan cinta tanpa harus jadi “gila”!
Masa-masa Indah
Pacar baru saja menelepon dan bilang sayang. Mendadak, omelan bos galak terasa terdengar merdu di telinga! Betul, saat Anda sedang jatuh cinta, bagian otak yang kaya dengan dopamin jadi aktif. Anda pun akan terus menerus merasa senang. Dopamin juga menaikkan produksi testosteron, hormon yang bisa menaikkan libido Anda. Tak heran, gairah sering tak tertahankan dan Anda bahkan punya stamina seksual bak Wonder Woman!
Anda juga kemungkinan besar memproduksi norepinephrine, sebuah substansi kimia dalam tubuh yang menstimulasi gairah seksual dan kerap diasosiasikan dengan peningkatan kemampuan Anda dalam mengingat suatu hal. Jadi kini Anda tahu, bukan, kenapa Anda tiba-tiba punya kemampuan super untuk mengingat semua detail, bahkan yang paling kecilpun, tentang si dia? Pokoknya, semua yang indah tentang si dia jadi Anda ingat terus!
Masa-masa Sulit
Ada kabar buruk tentang cinta untuk Anda, perasaan bahagia terkadang bisa jadi racun. Pasalnya, jatuh cinta bisa menyebabkan penurunan aktivitas padaamygdala atau bagian otak yang membuat Anda memiliki perasaan takut. Itulah sebabnya Anda kerap punya kecenderungan bersikap nekad saat sedang jatuh cinta.
Norepinephrine ternyata juga turut pegang peranan. Memang, substansi tersebut akan membuat ingatan Anda fokus pada hal-hal secara mendetail, tapi ingatan tersebut hanya berlaku bila berkaitan dengan si dia. Selebihnya Anda mendadak jadi pelupa pada hal-hal lain. Begitu kuatnya kekuatan otak untuk memperhatikan pasangan kita sampai-sampai orang lain atau pekerjaan hanya akan mendapatkan sisa dari perhatian Anda.
Masa-masa Paling Sulit
Ingin tahu yang lebih buruk lagi? Tahukah Anda bahwa perasaan cinta bisa memberi efek ketagihan bagai drugs? Saat bersama si dia, Anda akan serasa terbang di awang-awang. Namun ketika ia sulit dihubungi, Anda bisa langsung jatuh tersungkur. Semakin dekat hubungan Anda dengan si dia, semakin tinggi pula tingkat kecanduannya, dan Anda akan semakin depresi bila tidak berhasil mendapatkan apa yang diinginkan. Persis seperti narkoba!
Perasaan jatuh cinta juga dianggap menurunkan tingkat serotonin, substansi kimia di otak yang membuat Anda merasa tenang dan damai. Jika serotonin turun sampai pada level yang rendah, maka Anda kemungkinan dapat mengidapobsessive-compulsive disorder. Alhasil, Anda tak keberatan mengunjungi ramahnya berpuluh-puluh kali dalarn seminggu atau menghabiskan waktu berjam-jam hanya untuk menganalisa maksud di balik kata-katanya yang sebenarnya sederhana saja.
Selain itu, rasa ketertarikan dapat meningkatkan oxytocin, substansi kimia yang muncul dalam tubuh saat kita sedang berpelukan, sehingga menyebabkan perasaan senang terhadap pasangan Anda. Secara alami hal tersebut akan membuat Anda terikat dengan pria, tak peduli apakah ia pantas mendapatkannya atau tidak. Intinya, Anda bisa dibutakan oleh cinta.
Tak mau, kan, bila Anda disangka tidak waras saat mengalami masa-masa jatuh cinta? Coba jawab tiga pertanyaan berikut ini dengan jujur:
  1. Apakah Anda membuat lebih dari satu keputusan yang kemudian Anda sesali?
  2. Apakah Anda sudah meninggalkan teman-teman dekat ataupun keluarga Anda?
  3. Apakah Anda mengorbankan suatu hal yang amat penting dalam hidup demi mendapatkan waktu lebih banyak untuk bersama si dia?
Jika Anda menjawab “ya” untuk setidaknya dua pertanyaan saja, maka rasanya Anda perlu berhati-hati.
Tahan diri untuk tidak menghabiskan seluruh waktu Anda bersama pasangan. Sebagai gantinya, luangkan sedikit waktu Anda untuk para sahabat dan keluarga. Biar bagaimanapun, Anda tetap membutuh mereka untuk menjaga agar Anda jadi tidak lepas kontrol. Selain itu, begitu “masa-masa girang” itu sudah usai, Anda pasti menginginkan kehidupan Anda yang lama kembali seperti sediakala.
Anda bisa mengatur perubahan mood selama masa-masa jatuh cinta dengan berolahraga. Penelitian terbaru menunjukkan, bila Anda berlatih kardio secara rutin, akan dapat meningkatkan efek dopamin sekaligus menambah endorfin yang akan membuat Anda tetap waras. Endorfin ini adalah sebuah penghilang stres yang secara alami diproduksi oleh tubuh. Jadi berolah-ragalah secara rutin setidaknya selama 30 menit, tiga kali dalam seminggu. Maka kepala Anda akan selalu bisa berpikir jernih.
Dan jika perasaan Anda sedikit berlebihan, jangan khawatir. Perasaan itu hanya bersifat sementara saja. Para peneliti berspekulasi bahwa fase romantis ini hanya akan bertahan antara 12 sampai 18 bulan saja. Makanya, nikmati masa-masa indah Anda dengan dirinya selagi bisa
.sumber;http://pelangiku.com/2009/02/mengapa-cinta-membuat-kita-gila/

1 komentar:

Unknown mengatakan...

nm'a jga nfsu,,,,,,,

Posting Komentar

toolbar powered by Conduit
 
>

Guestbook Rolling Widget