Pages

Jumat, 17 September 2010

Persebaran Jaringan Bisnis Yahudi di Indonesia

    KARYA TULIS ILMIAH










1BAB I
PENDAHULUAN


1.1. Latar Belakang Masalah

Indonesia adalah salah satu Negara yang dinilai sebagai Negara yang terkaya daru sisi Sumber Daya Alam (SDA)nya di dunia,akan tetapi Indonesia kurang akan SUmber Daya Manusia nya (SDM) yang dapat mengelola semjua hasil alam  yang mereka hasil kan ,kekurangan itulah yang dimanfaatkan oleh para pembisnis dari luar yaitu,dengan memanfaatkan sisi negatif Indonesia lalu merubahnya menjadi sisi positif yang menguntungkan negaranya sendiri.
Salah satunya adalah Negara china yang memanfaatkan Negara kita sebagai tempat perbisnisan dikarenakan Negara kita yang dapat menghasilkan mas tetapi,kenapa mereka yang menjualnya?.Kecerdikan,keuletan dan kecerdasan merekalah yang membuat mereka sukses dalam bidang perekonomian nya dan terus melangkah maju dan terus membaik di segi ekonomi.
Disisi lain terdapat juga para pembisnis yang terkenal kepandaian nya dalam permainan bisnis dan mereka adalah para pembisnis yang berdarahkan yahudi.Telah banyak bukti yang riil yang menjelaskan bahwasanya sepuluh persen orang terkaya dan tersukses di dunia mereka termaksud orang yang beretnis yahudi.  Ada orang yang berpandangan kepada kesuksesan bangsa yahudi itu hasil konspirasi internasional atau genetika, namun Brackman dan Jaffe berpendapat bahwa kesuksesan mereka terdapat pada kitab taurat mereka yang mendarah daging hingga sekarang.
Di Indonesia sekarang telah banyak produk – produk dan bisnis mereka tersebar disegala penjuru daerah nusantara, hampir semua produk yang digunakan oleh bangsa Indonesia merupakan produk yahudi semua itu disebabkan karena sifat – sifat konsumen bangsa Indonesia yang memiliki pikiran jangka pendek (short time thinking) , tidak terencana (no planning ), suka berkumpul, canggung teknologi, sugesti merek luar negeri, senang dimanja, gengsi (prestise), dan sentimental agama.

1.2. Rumusan Masalah

·         Bagaimana strategi bisnis mereka sehingga mereka dapat membuat semua bisnisnya menjadi sukses ?
·         Apakah terdapat rahasia yang disembunyikan dalam kesuksesan mereka dalam berbisnis ?
·         Bagaimanakah cara mereka menyebarkan produk – produk mereka ke Indonesia ?

1.3. Tujuan Penelitian

·         Untuk mengetahui bagaimana strategi bisnis mereka agar membuat semua bisnisnya menjadi sukses.
·         Agar kita tahu rahasia yang mereka sembunyikan dalam kesuksesan bisnis mereka
·         Untuk mengetahui cara – cara persebaran bisnis mereka ke Indonesia.

1.4. Pembatasan Masalah

Karya Tulis Ilmiah (KTI) ini memiliki materi yang dibatasi hanya menguak strategi, rahasia dan cara persebaran bisnisnya di Indonesia saja dikarenakan bahan/materi serta waktu dan pengetahuan sang penulis yang terbatas.



1.5. Kegunaan Penelitian

Adapun kegunaan dari penilitian ini yaitu ;
·         Bagi penulis
Meluaskan pengetahuan dari segi bisnis yang telah dilakukan oleh para pembisnis yahudi di Indonesia.
·         Bagi pembaca
Pembaca akan paham dan mengerti keadaan bangasa Indonesia sekarang dalam bidang perbisnisan dan meraka akan tahu bahwasanaya produk yahudi telah mengepung kita.

1.6. Metodologi Penelitian

Penelitian yang dilakukan dalam karya tulis yang dibuat ini adalah dengan menggunakan metode kajian pustaka yang bersumberkan buku – buku pilihan yang berhubungan dengan bisnis yahudi di Indonesia.



2BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Definisi Bisnis

Dalam ilmu ekonomi, bisnis adalah suatu organisasi yang menjual barang atau jasa kepada konsumen atau bisnis lainnya, untuk mendapatkan laba. Secara historis kata bisnis dari bahasa Inggris business, dari kata dasar busy yang berarti "sibuk" dalam konteks individu, komunitas, ataupun masyarakat. Dalam artian, sibuk mengerjakan aktivitas dan pekerjaan yang mendatangkan keuntungan.
Dalam ekonomi kapitalis, dimana kebanyakan bisnis dimiliki oleh pihak swasta, bisnis dibentuk untuk mendapatkan profit dan meningkatkan kemakmuran para pemiliknya. Pemilik dan operator dari sebuah bisnis mendapatkan imbalan sesuai dengan waktu, usaha, atau kapital yang mereka berikan. Namun tidak semua bisnis mengejar keuntungan seperti ini, misalnya bisnis koperatif yang bertujuan meningkatkan kesejahteraan semua anggotanya atau institusi pemerintah yang bertujuan meningkatkan kesejahteraan rakyat. Model bisnis seperti ini kontras dengan sistem sosialistik, dimana bisnis besar kebanyakan dimiliki oleh pemerintah, masyarakat umum, atau serikat pekerja.
Secara etimologi, bisnis berarti keadaan dimana seseorang atau sekelompok orang sibuk melakukan pekerjaan yang menghasilkan keuntungan. Kata "bisnis" sendiri memiliki tiga penggunaan, tergantung skupnya — penggunaan singular kata bisnis dapat merujuk pada badan usaha, yaitu kesatuan yuridis (hukum), teknis, dan ekonomis yang bertujuan mencari laba atau keuntungan. Penggunaan yang lebih luas dapat merujuk pada sektor pasar tertentu, misalnya "bisnis pertelevisian".
Penggunaan yang paling luas merujuk pada seluruh aktivitas yang dilakukan oleh komunitas penyedia barang dan jasa. Meskipun demikian, definisi "bisnis" yang tepat masih menjadi bahan perdebatan hingga saat ini.

2.1.1. Tulisan Para Ahli Tentang Pengertian Bisnis

2.1.1.1. Mahmud Machfoedz

Bisnis adalah usaha perdagangan yang dilakukan oleh sekelompok orang yang terorganisasi untuk mendapatkan laba dengan memproduksi dan menjual barang atau jasa untuk memenuhi kebutuhan konsumen. Usahawan atau pelaku bisnis harus mampu memadukan 4 macam sumber daya yaitu :
1. Sumber daya materi
2. sumber daya manusia
3. sumber daya keuangan
4. sumber daya informasi
2.1.1.1.1 Sifat Perusahaan
Perusahaan bersifat dinamis, mengalami kemajuan atau kemunduran pada saat bergerak melalui siklus hidupnya. perubahan atas kondisi ekonomi dan pasar memerlukan pemikiran kembali atas strategi perusahaan metode dan saranayang digunakan untuk menghadapinya. Tujuan Bisnis Setiap Bisnis atau perusahaan berusaha mengolah bahan untuk dijadikan produk yang diperlukan oleh konsumen produk dapat berupa barang atau jasa. Tujuan perusahaan membuat produk adalah untuk mendapatkan laba, yakni imbalan yang diperoleh perusahaan dari penyediaan suatu produk bagi konsumen.
4 faktor produksi dalam perusahaan :
1.      Sumber Daya Alam
2.      Sumber Daya Manusia
3.      Modal dan
4.      Informasi

2.1.1.2. Brown dan Petrello (1976)

“Business is an institution which produces goods and services demanded by people.” Artinya bisnis ialah suatu lembaga yang menghasilkan barang dan jasa yang
dibutuhkan oleh masyarakat. Apabila kebutuhan masyarakat meningkat, maka lembaga bisnis pun akan meningkat pula perkembangannya untuk memenuhi kebutuhan tersebut, sambil memperoleh laba.

2.2. Arti Yahudi

Yahudiah (Yudaisme) adalah kepercayaan yang unik untuk orang/bangsa Yahudi (penduduk negara Israel maupun orang Israel yang bermukim di luar negeri). Inti kepercayaan penganut agama Yahudi adalah wujudnya Tuhan yang Maha Esa, pencipta dunia yang menyelamatkan bangsa Israel dari penindasan di Mesir, menurunkan undang-undang Tuhan (Torah) kepada mereka dan memilih mereka sebagai cahaya kepada manusia sedunia.
Kitab Suci agama Yahudi menuliskan Tuhan telah membuat perjanjian dengan Abraham bahwa beliau dan cucu-cicitnya akan diberi rahmat apabila mereka selalu beriman kepada Tuhan. Perjanjian ini kemudian diulangi oleh Ishak dan Yakub. Dan karena Ishak dan Yakub berasal dari bangsa Yahudi, maka mereka meyakini bahwa merekalah bangsa yang terpilih. Penganut Yahudi dipilih untuk melaksanakan tugas-tugas dan tanggung jawab khusus, seperti mewujudkan masyarakat yang adil dan makmur dan beriman kepada Tuhan. Sebagai balasannya, mereka akan menerima cinta serta perlindungan Tuhan. Tuhan kemudian menganugerahkan mereka Sepuluh Perintah Allah melalui pemimpin mereka, Musa.
Sinagoga merupakan pusat masyarakat serta keagamaan yang utama dalam agama Yahudi, dan Rabi adalah sebutan bagi mereka yang pakar dalam hal-hal keagamaan.

2.3. Bisnis Yahudi Di Indonesia

2.3.1. Sejarah awal masuknya bisnis yahudi ke indonesia

Dengan dogma yang mereka yakini bahwa mereka adalah bangsa pilihan Tuhan, tidak heran Yahudi selalu berusaha memperbudak bangsa lain, menghancurkan kesejahteraan umat manusia, termasuk kehidupan politik, ekonomi, sosial, dan budaya di negara-negara yang mereka tempati. Tentu saja dalam hal ini bangsa Indonesia tidak lepas daripadanya. Orang-orang Yahudi memasuki Indonesia seiring zaman kolonialisme Belanda. memang tidak mudah melacak jejak Yahudi di Negara Muslim seperti Indonesia, apalagi gerakan Yahudi ini sangat rahasia.
Peran bawah tanah yang dilakukan oleh organisasi-organisasi rahasia Yahudi telah menjadikan gerakan mereka sulit diidentifikasi secara nyata. Namun demikian, dalam kasus Indonesia, jejak-jejak gerakan Yahudi itu bisa dilihat dari beberapa bukti. Misalnya eksistensi maskapai perdagangan di Hindia Belanda yaitu VOC, Boedi Oetomo, loji-loji di beberapa kota, dan sebagainya. Aktivitas orang-orang Yahudi juga sangat halus, umumnya berkedok kegiatan sosial dan kemanusiaan, seperti yang dapat dilihat dari perkumpulan Rotary Club dan Lions Club. Namun sasaran dan tujuannya sangat jelas, yaitu meniadakan umat lain. Pada masa sekarang, aktivitas mereka juga dilakukan melalui sejumlah lembaga internasional, termasuk IMF. Hal ini senada sekali dengan apa yang terdapat dalam The Protocols of Zion: “Entah suatu negara sibuk dengan kekacauannya sendiri, atau perselisihan internal membawanya berada di bawah kekuasaan musuh dari luar—bagaimanapun hal itu dapat dipandang sebagai kekalahan yang mutlak: negara tersebut berada dalam kekuasan kita. Dominasi kekuatan modal, yang sepenuhnya berada di tangan kita, mengulurkan tangannya ke negara tersebut, yang mau tidak mau, harus diambil. Jika tidak….negara tersebut akan tenggelam.” Tak heran jika orang-orang Yahudi sangat berkepentingan dan menginginkan kebijakan yang merencanakan pembangunan di Indonesia selaras dengan program besar mereka. Komunitas yahudi di IndonesiaKebanyakan Yahudi yang tinggal di Hindia Belanda abad ke-19 adalah Yahudi Belanda yang bekerja sebagai pedagang atau berkerja di pemerintahan dan bersekutu dengan pemerintah kolonial. Pada tahun 1920-an, orang-orang Yahudi berdatangan dari Belanda, Baghdad, dan Aden.
Pusat-pusat komunitas Yahudi pun dibanguan di sejumlah kota. Orang-oang Yahudi dari Baghdad menetap di Surabaya. Pada tahun 1921, utusan Zionis dari Israel yang bernama Cohen memperkirakan bahwa hamper ada 2000 orang Yahudi yang tinggal di Jawa. Karakteristik sosial dan kultural di Indonesia yang menfasilitasi kesuksesan ekonimi, politik, dan sosial komunitas Yahudi di Indonesia juga memberi kontribusi terhadap asimilasi. Rata-rata tingkat pernikahan di antara mereka naik dari 55% pada tahun 1844 menjadi 90% hingga 99% pada tahun 2004.
pasangan-pasangan itu kemudian mendorong anak-anak mereka untuk berhubungan dengan penganut agama setempat. Mereka lebih suka menjadikan anak-anak mereka sebagai orang Indonesia. Menurut www.id.wikipedia.org, beberapa orang Indonesia keturunan Yahudi adalah artis Marini Sardi, politisi dan tokoh muda Yapto Suryosumarno, artis Nafa Urbach, artis Cornelia Agatha, penulis dan pengusaha Xaviera Holander, juga model Rita Aaron, dan Mariana Renata.
Sekitar tahun 1850-an, banyak keluarga Yahudi Jerman dan Belanda yang menetap di Jakarta. Ada sekitar 20 keluarga Yahudi termasuk pasukan kolonial yang tinggal disana. Pad abad ke-19 dan 20 serta menjelang Belanda hengkang dari Indonesia, ada sejumlah orang Yahudi di Batavia yang membuka toko-toko di kawasan elit di Noordwijk (kini Jl. Juanda) dan Risjwijk (Jl. Veteran). Mereka menjadi pedagang sukses yang menjual permata, emas, intan, perak, kacamata, dan barang lainnya. Pusat hiburan elit di Jakarta juga diramaikan oleh pemusik Yahudi Polandia.
Akhirnya Batavia menjadi salah satu kota Yahudi yang terpenting di Asia. Dulu, setiap hari Sabat, hari suci kaum Yahudi, mereka berkumpul di kawasan Mangga Besar. Mereka umumnya mengaku sebagai warga negara Belanda. Ada pula yang menyatakan bahwa pada tahun 1930-an dan 1940-an jumlah warga Yahudi di Jakarta sangatlah banyak hingga bisa mencapai ratusan orang. Karena pandai berbagasa Arab, mereka sering dikira keturunan Arab. Pada tahun 1950-an, komunitas Yahudi muncul di Surabaya. Bahkan hingga tahun 1970, masih ada sejumlah keluarga Yahudi di Indonesia. sekarang orang-orang Yahudi Irak yang tiba di Indonesia sejak lebih dari satu abad yang lalu untuk berdagang rempah-rempah masih menetap di Surabaya.
Tradisi-tradisi Yahudi mereka pada umumnya masih asli. Dalam perayaan hari Sabat menjelang Yom Kippur, misalnya, pemimpin komunitas memotong ayam dan melemparkannya ke sekitar sinagog sebagai simbol pembersihan dosa anggota komunitas. Komunitas Yahudi ini masih memiliki sinagog –meskipun tidak ada rabbi— yang hingga kini berdiri di Jl. Kayon No.4, Surabaya. Mereka umumnya memakai paspor Belanda dan mengaku warga negara kincir angin. Freemason awal di IndonesiaFreemason masuk Indonesia dengan berbagai cara, terutama lewat lembaga sosial pendidikan. Vrijmetselarij adalah Freemason bentukan Yahudi di zaman Hindia Belanda. organisasi ini tidak berdiri sendiri melainkan bagian dari gerakan konspirasi Yahudi internasional. Loji-loji Freemason tersebar dihampir semua wilayah di Hindia Belanda: Aceh, Medan, Padang, Palembang, Jawa, Sulawesi, dsb. Salah satu loji yang paling terkenal adalah Adhuc Stat (Loji Bintang Timur) di kawasan Menteng, Jakarta Pusat, tepatnya di kawasan Taman Surapati.
Loji tersebut sekarang digunakan sebagai Gedung Bappenas (Badan Perencanaan Pembangunan Nasional). Dulu, gedung itu dikenal masyarakat luas sebagai “gedung setan” karena sering dipakai sebagai tempat pemanggil arwah orang mati atau mahluk halus oleh para anggotanya Freemason yang berkumpul untuk melakukan pertemuan atau peribadatan. VOC maskapai dagang yahudiKetika VOC yang merupakan maskapai perdagangan Yahudi terbesar di dunia menguasai Batavia, merela meletakkan sebuah patung Hermas lengkap dengan tongkat Brotherhood of The Snake-nya di atas jembatan perempatan Harmoni, Jakarta. Pada waktu itu wilayah harmoni merupakan wilayah perniagaan terbesar di Batavia dan para pedagang Yahudi berdagang disana.
Hingga tahun 1999 patung Hermes ini masih tetap berdiri di atas jembatan Harmoni. Patung ini kemudia sempat dikabarkan dicuri orang. Dinas Kepariwisataan DKI Jakarta kemudian menemukannya dan kini patung Hermes yang asli dipindahkan ke lokasi Museum Fathillah, Jakarta. Pemerintah DKI Jakarta lalu membuat replikanya di atas jembatan Harmoni. Jika VOC mengambil simbol persaudaraan, ada apa sebenarnya dengan maskapai perdagangan Belanda ini? VOC mempunyai lambing yang mengandung nuansa Freemason. Mereka menambahkan huruf A pada lambing tersebut. padahal huruf A itu bukan singkatan dari nama VOC. Hal ini mereka lakukan agar sesuai dengan lambing jangka dan tangan yang bersalaman pada lambing Freemason. Sedangkan huruf V-nya akan menyerupai mistar siku. Bisnis yahudi di Indonesia hingga saat ini pun masih mengurita. Bisnis Yahudi ini antara lain bisa dilacak pada kepemilikan sejumlah perusahaan dalam berbagai bidang usaha, baik swasta maupun BUMN. Tak heran jika sebagian besar saham di dalamnya dikuasai oleh Yahudi. Indosat dan Sampoerna (perusahaan rokok), mislanya, merupakab bukti masuknya Yahudi di Indonesia.
Ranah bisnis Yahudi di Indonesia bisa dilihat antara lain pada media televisi. Media massa Indonesia tidak luput dari incaran Rupert Murdoch, raja media massa dunia. Melalui Star TV, ia masuk ke stasiun televisi Indonesia. Murdoch sendiri sudah memiliki tiga siaran televisi terbesar dunia, ABC, CBS dan NBC. Sementara itu, kelompok usaha swasta asal Israel, Merhav Group, menanamkan investasinya pada pengembangan bahan bakar nabati (BBN) atau biofuel dengan perusahaan budi daya tanaman jarak pagar di Kupang, NTT, dengan modal sekitar Rp. 6 triliun. Demikian Yahudi berusaha mencengkeram dunia dengan segala aktivitas politik dan ekonominya. Saat ini dapat dilihat bahwa perusahaan-perusahaan raksasa berada dalam genggaman mereka seolah denyut nadi dunia sudah berhasil mereka kuasai.
Namun selama bumi masih berputar, dunia dan sejarah kemanusiaan akan mengikuti tiada henti. Jatuh bangun peradaban manusia pun silihberganti. Adakalanya suatu umat tertentu meraih posisi puncak di atas umat-umat lainnya. Ia tampak mengendalikan orang-orang dan mendiktekan kea rah kehidupannya dalam berbagai sendi. Namun, adakalanya ia terpaksa harus mundur dan menyerahkan tongkat kejayaan kepada umat lain dengan berbagai sebab yang disebabkan tangan mereka sendiri. Kini kita menanti saat-saat keayaan itu kembali ke tangan umat Islam. courtesy by warnaislam.com

2.3.2. Produk-produk yahudi yang di Indonesia




3BAB III
PEMBAHASAN

3.1. Cara Sukses Berbisnis Versi yahudi


Orang yang beretniskan yahudi ternyata menggunakan paham kapitalisme yang telah diutarakan oleh bapak kapitalisme dunia yaitu adam smith yang mengenalkan 5 teori dasar yaitu;
1.    Adanya pengakuan hak milik individu untuk melakukan berbagai kegiatan.
2.    Adanya pengakuan hak individu untuk melakukan berbagai kegiatan ekonomi untuk meningkatkan status ekonomi sosial.
3.    Adanya motivasi ekonomi .
4.    Terdapat kebebasan dalam melakukan perlombaan dalam berbisnis
5.    Hadirnya mekanisme ekonomi pasar bebas.
Membeli, kerjasama, dan mendirikan cabang dari perusahaan – persahaan mereka merupakan strategi yang telah mereka lakukan selama ini.

3.2. Rahasia Di Dalam Bisnis Mereka

Rahasia dan strategi bisnis mereka ternyata dipelopori dengan cara mencari antek – antek yang ingin diajak bekerjasama dengan cara benar maupun curang dan dapat memainkan lobi – lobi kotor di dalam permainan politik .para penjabat, pemerintah dan para pemilik perusahaan swasta telah didesak untuk menjual saham dan asset mereka dengan jargon privatisasi, serta melakukan monopoli yang kotor agar dapat merusak perusahaan pesaing.disamping itu, mereka juga melakukan politik mereka menggunakan politik media dengan menggunakan media yang telah mendunia agar dapat menyembunyikan cara – cara curang dan kotor mereka kemudian, memfitnah dan mengkambing hitamkan Negara lain yang tidak bersalah.

3.3. Sifat Konsumen Di Indonesia


Dengan bangsa Indonesia yang memiliki sifat konsumen berpikiran jangka pendek (short time thinking) , tidak terencana (no planning ), suka berkumpul, canggung teknologi, sugesti merek luar negeri, senang dimanja, gengsi (prestise), dan sentimental agama.
Dengan semua sifat itulah bangsa yahudi dengan mudah memasuki daerah perekonomian dan perbisnisan di Indonesia. Bahan baku yang murah di dapat, tenaga kerja yang murah dan mendapatkan pasar yang menjajikan pula telah memberikan banyak keuntungan kepada para pembisnis yahudi di Indonesia.

4BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN

4.1. Subbab 4.1

[Isi sendiri]

4.1.1. Subbab 4.1.1

[Isi sendiri]

4.1.2. Subbab 4.1.2

[Isi sendiri]

4.2. Subbab 4.2

[Isi sendiri]

4.3. Subbab 4.3

[Isi sendiri]

5Daftar Pustaka

Ramdhan Baskara, Nando. 2008. Mafia Bisnis Yahudi. Yogyakarta : Narasi, 2008.
Brackman, Rebi Levi dan Jaffe, Sam. 2008. Sukses Bisnis Cara Yahudi. s.l. : Penerbit PPM, 2008.
Ramdan, Anton. Oktober 2009. Membongkar Jaringan Bisnis Yahudi Indonesia. s.l. : Media Islamika (Pustaka Arafah), Oktober 2009.
Ramdhan, Anton Arif. 2009. Rahasia Bisnis Yahudi. s.l. : Zahra Publising House, 2009.







0 komentar:

Posting Komentar

toolbar powered by Conduit
 
>

Guestbook Rolling Widget